Sunday, June 26, 2011

MESIR - Lagi Parti Baru oleh Ahli Ikhwan

Beberapa anggota jamaah Ikhwanul Muslimin Mesir, termasuk tokoh senior terkemuka, memutuskan untuk membentuk partai politik baru hari Minggu kemarin (26/6), yang langkah ini semakin memperlihatkan retakan lebih lanjut dalam kelompok Islam yang paling berpengaruh yang diharapkan menjadi pesaing paling tangguh dalam pemilu Mesir mendatang.



Ikhwanul Muslimin adalah kelompok oposisi yang paling kuat dan terorganisir sebelum Presiden Hosni Mubarak digulingkan pada 11 Februari lalu dalam pemberontakan rakyat. Ikhwan diperkirakan akan menang besar dalam pemilihan parlemen yang ditetapkan berlangsung pada bulan September.



Tapi gerakan ini juga menghadapi tantangan baru pasca-revolusioner Mesir, dimana keterbukaan politik menjadi banyaknya perbedaan dalam kelompok Islam ini. Beberapa faksi - paling akhir beberapa anggota muda Ikhwan - telah memisahkan diri untuk membentuk partai baru yang akan menjadi saingan bagi Partai Kebebasan dan Keadilan, sayap politik resmi Ikhwan.



Ikhwan sendiri cukup khawatir dengan maraknya gerakan-gerakan sempalan dan telah mengancam akan mengusir anggota yang bergabung dengan partai lain diluar bentukan Ikhwan dan telah memecat keluar seorang anggota terkemuka Ikhwan yang memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden Mesir.



Partai pecahan terbaru yang dipelopori oleh beberapa anggota yang disebut kamp reformsi Ikhwan, diumumkan Minggu kemarin (26/6) di mana mereka membentuk sebuah blok terpisah yang disebut al-Riyada, Arab untuk Pionir.



Pandangan partai baru ini menganggap Islam sebagai dasar kebudayaan Mesir, tapi tidak dalam politiknya, kata Khalid Dawud, seorang tokoh senior Ikhwan yang sekarang menjadi ujung tombak al-Riyada. "Budaya Mesir adalah Islam, mengapa kita perlu bersusah payah?" kata Dawud kepada The Associated Press.



Ikhwan sendiri sebaliknya, berbaris di bawah bendera "Islam adalah solusi" dan memandang Syariah Islam dilihat sebagai dasar dari masyarakat.



Dawud mengkritik Ikhwan karena tidak membuat pemisahan yang jelas antara misi jamaah sebagai organisasi dakwah Islam dan partai politik. Dia juga mengkritik apa yang disebut praktik tidak demokratis dalam jamaah.



"Bagaimana anda menunjuk nama pemimpin partai sebelum Anda melakukan pemilihan internal?" tanyanya, merujuk pada penunjukkan kepemimpinan partai.



Dawud awalnya bergabung dengan Ikhwan pada 1970-an sebagai bagian dari generasi muda Islam pada saat kelompok itu sangat lemah oleh tindakan keras pemerintah di bawah Presiden Gamal Abdel Nasser, yang mengirim ribuan anggota Ikhwan ke penjara dan mengeksekusi pemimpin puncaknya.



Seorang anggota terkemuka Ikhwan, Abdul-Munim Abul-Futtuh, telah mengumumkan rencananya untuk mencalonkan diri untuk pemilihan presiden mendatang, melanggar keputusan Ikhwan yang tidak mencalonkan capres. Abul-Futuh sendiri telah dipecat karena melanggar aturan jamaah.



Abul-Futtuh dianggap merupakan wajah yang paling moderat dari Ikhwan. Dalam banyak tulisannya, ia telah menyatakan bahwa cadar tidak sebagai pakaian Islami melainkan pakaian tradisional seperti Sari di India, lebih dari identitas nasional dari kewajiban agama. Dia juga mendukung hak-hak kelompok apapun di Mesir bahkan ateis.(fq/ap)


sumber

0 comments:

Post a Comment

Jom follow saye

Tetamu Baru Intifadhah V5

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP