Monday, May 16, 2011

"Abdul Aziz Rantisi: Doktor yang Rindu Syahid"


Salam Intifadhah/Jihad



1. Banyak doktor di muka bumi dengan berbagai macam keahlian dan spesialisasinya, tetapi sedikit sekali di antara mereka yang hafal Al-Qur’an dan merindukan syahid di jalan Allah, di antara yang sedikit itu adalah doktor Abdul Aziz Rantisi.

2. Doktor Abdul Aziz Rantisi lahir pada tanggal 23 Oktober 1947 di desa Bina, terletak di antara Askalan dan Yafa. Memiliki nama lengkap Abdul Aziz Ali Abdul Hafidz Ar Rantisi merupakan seorang doktor spesialis anak yang pernah bertugas di Rumah Sakit Naser, di lingkungan Kamp Khan Yunis, Jalur Gaza pada tahun 1976.

3. Beliau aktif disejumlah organisasi dintaranya sebagai anggota Komite Islam, Organisasi Kedoktoran Arab di Jalur Gaza. Menjadi dosen di Universiti Islam Gaza sejak dibuka pada tahun 1987 dengan memberikan mata kuliah Ilmu Genetik dan Parasit.

4. Abdul Aziz Rantisi merupakan murid dari Syekh Ahmad Yasin, tokoh spiritual, qiyadah/ pemimpin pejuang Palestina melawan penjajah Zionis Israel di abad modern ini. Di bawah bimbingan Syekh Yasin, Abdul Aziz Rantisi dapat memahami erti kehidupan dan perjuangan untuk meraih kecemerlangan/ keberuntungan yang sesungguhnya, tegar dalam menghadapi cubaan, tidak terbuai dengan godaan dunia dan yang lebih penting lagi adalah bercita-citanya untuk mati syahid.


5. Beliau pernah dipenjara ditahanan Kaffar Yunah bersama Sang Guru, Syekh Ahmad Yasin dan beberapa pejuang Palestina lainnya dari Hamas. Di penjara tersebut Abdul Aziz Rantisi melakukan muraja’ah (mengulang) Al-Qur’an yang sudah hafal diluar kepalanya sejak tahun 1990. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.


6. Untuk merealisasikan cita-citanya untuk mati syahid, selain berdo’a, beliau berjuang dengan ikhlas, tidak cinta dunia, tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah, tidak mahu kompromi dengan Zionis Israel, penjajah yang akan menghancurkan masjid Al-Aqsha, kiblat umat Islam pertama.


7. Ketika Syekh Ahmad Yasin syahid, Isnin, 22 March 2004 kerana dirudal penjajah Zionis Israel. Maka estafeta/ kelanjutan tampuk qiyadah/ kepemimpinan Hamas diembannya dengan penuh tanggung jawab dan amanah. Beliau sebagai qiyadah/pemimpin pengganti Syekh Ahmad Yasin sangat hati-hati terhadap uang atau materi dan amanah merupakan bagian dari hidupnya, sehingga beliau ditsiqahi (dipercaya) oleh pengikut dan pendukungnya.



8. Ada kata-kata hikmah yang menjelaskan Tiada Tsiqah Tanpa Amanah, ertinya bagaimana mungkin seseorang akan tsiqah (percaya) kalau orang yang diberi amanah apalagi sebagai qiyadah/ pemimpin dalam bermuamalah dengan anggota atau umat tidak amanah, berbohong, bersilat lidah untuk memperkaya diri atau menyelamat diri sendiri.



9. Syekh Abu Bakar Al-‘Awawidah, anggota Rabithah Ulama Palestina di Suriah ketika berkunjung ke Indonesia, tepatnya hari Jum’at, 28 September 2007/17 Ramadhan 1428H bercerita kepada penulis tentang saat-saat terakhir kehidupan dr. Abdul Aziz Rantisi setelah dihantam roket penjajah Zionis Israel, Ketika badannya dipenuhi darah, kondisi sudah mulai agak lemah, beliau (Abdul Aziz Rantisi) menunjuk ke kantong celananya, pengawalnya tidak paham apa maksudnya, setelah tangan pengawalnya dimasukkan ke kantong celana dr. Abdul Aziz Rantisi tampaklah beberapa wang, dr. Abdul Aziz Rantisi dengan kondisi tubuh yang sudah lemah meyampaikan pesan kepada pengawalnya, berikan wang tersebut kepada si fulan, Subhanallah, Allah memberikan kesempatan dan peluang kepada dr. Abdul Aziz Rantisi untuk meninggalkan dunia tanpa beban dan hutang serta menunaikan amanah untuk disampaikan kepada yang berhak.


10. Bahkan sehari sebelum dihantam roket penjajah Zionis Israel, beliau sudah mengambil wang tabungan gajinya selama mengajar di Universiti Islam Gaza dan menghitung hutang yang akan dilunasinya. Termasuk beliau memberikan bantuan untuk biaya pernikahan anaknya, Ahmad. Setelah itu beliau berkata, ”Sekarang, jika saya menemui Tuhanku, maka aku dalam keadaan bersih. Saya tidak memiliki apa-apa dan tidak ada tanggungan apa-apa.”


11. Pada hari Sabtu, 25 Shafar 1425/ 17 April 2004, doktor yang rindu syahid, dr. Abdul Aziz Rantisi dihantam rudal zionis Israel, Innalillahi wainna ilaihi raji’un (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali), QS: Al-Baqarah/ 2: 156, maka tercapailah keinginannya seperti kalimat yang pernah dia ucapkannya: Kita akan mati suatu hari nanti, tiada apa yang dapat mengubahnya. Jika maut disebabkan Apache (helikopter tempur buatan Amerika) atau serangan jantung, saya lebih rela memilih Apache..."


Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki.(QS: Ali Imran/3: 169). H.



(Ferry nur S.Si/ Sekjen KISPA ferryn2006@yahoo.co.id/rz)





“Buat apa kita takutkan kematian, semua manusia akan mati, samada kerana dibunuh ataupun kerana sakit. Jika saya diberikan peluang untuk memilih samada ingin mati kerana sakit jantung ataupun kerana (ditembak oleh) Helikopter Apatchie, saya memilih helikopter Apatchie!”


(Dr Abdul Aziz Rantisi)


0 comments:

Post a Comment

Jom follow saye

Tetamu Baru Intifadhah V5

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP